Bagi yang berkecimpung di dunia kesehatan, istilah PIS-PK pasti tidak asing, karena ini adalah program primadona bidang kesehatan di beberapa tahun terakhir.
PIS-PK adalah Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga, dimana program ini wajib dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia dengan menggunakan filosofi penguatan sistem di tingkat pelayanan primer (puskesmas).
Upaya yang dilakukan adalah menempatkan keluarga sebagai media tunggal untuk mencari informasi tentang status kesehatan seluruh anggota melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan, sehingga masalah kesehatan dari seluruh anggota keluarga dapat terjaring dengan baik.
Masalah yang sering diketemukan antara lain, penyakit hipertensi, TBC, penderita gangguan jiwa, baik yang dibiarkan bebas berkeliaran bahkan yang sedang dalam pasungan, minimnya dukungan sanitasi yang baik terlihat pada masih ada keluarga yang belum memiliki jamban serta kebiasaan merokok yang tidak memperhatikan dampak paparan asap rokok bagi lingkungan sekitar, termasuk data real jumlah akseptor KB, persalinan ditolong tenaga kesehatan, ASI eksklusif, balita yang diimunisasi serta balita yang dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangannya secara berkala.
Penjabaran di atas adalah beberapa poin penting yang dikaji saat petugas pendataan PIS-PK turun lapangan. Saat turun lapangan ditemukan beberapa kendala, seperti … di kira ibu-ibu yang minta sumbangan, ada juga, keluarga yang tidak koperatif dengan alasan sibuk dan nama Kepala keluarga tidak dikenal oleh lingkungan sekitar, biasanya itu sih ….
Permasalahan yang ditemukan tentu tidak sebatas ditemukan saja, pasti akan bermuara pada solusi yang menjadi kian mudah diakomodir apabila dibergaining dengan lintas sektoral. Dalam hal ini adalah Pemerintah Desa yang memiliki otoritas atas pemanfaatan Dana Desa / ADD, dimana sektor kesehatan memiliki porsi tersendiri untuk penguatan dan pengembangan sistem kesehatan.
Dan sepertinya geliat pembangunan kesehatan dengan dukungan dari Dana Desa / ADD mulai terlihat daya ungkitnya di kecamatan Palibelo. Khusus di Desa tempat saya bertugas, banyak sekali manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat, rehab dan pemagaran polindes, pengadaan meubeler Poskesdes dan peningkatan pengetahuan ibu-ibu hamil melalui pelaksanaan kelas ibu secara berkelanjutan. Ke depannya, semoga usulan kami agar pemeriksaan laboratorium dan pengobatan gratis, jaminan pembayaran iuran BPJS masyarakat tidak mampu dapat kembali diakomodir oleh Pemerintah Desa. Kegiatan kegiatan tersebut muncul menjadi sebuah diskusi ketika kemarin, Tim Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas Palibelo, dr. Hj.Titien Sumarni melakukan audiensi dengan Masyarakat Desa Panda sebagai tindak lanjut dari SMD survei mawas diri dalam rangka resolusi bersama.
Mengingat Desa Panda adalah wilayah terjauh dari jangkauan Puskesmas Palibelo, harapan optimis di tengah mereka, sosok flamboyan di jajaran Pemerintah Desa, yang sangat peduli dengan kebutuhan masyarakatnya
Impian di masa datang semoga bisa terwujud … memiliki AMBULAN DESA sendiri, boleh dong bercita-cita
Penulis : Bidan Desa Panda (Sri Wakyuni, A.Md Keb)